TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL &MINERAL GOLONGAN CARBONATES,NITRATES DAN BORATES




Nama                :Indrawijaya
Nim                  :1209055001
Prodi                 :Teknik pertambangan / S1
Kelompok        :Tiga(3)



LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEY
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga kami mampu menyusun MAKALAH ini,sebagai bentuk upaya menggugurkan kewajiban penyusun dalam mengemban tugas sebagai mahasiswa, makalah ini pun merupakan bentuk ekspresi jiwa penyusun yang ingin mengembangkan lebih dalam lagi potensi dalam diri mengenai pengetahuannya tentang “ seluk-beluk sifat-sifat fisik mineral dan mineral golongan carbonates,nitrates dan borates.Makalah ini kami susun dalam bentuk  ringkasan materi yang menarik beserta kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, sehingga memungkinkan siswa untuk kreatif dan terpacu guna lebih meningkatkan kemampuan daya fikir, senantiasa kritis, berfikir logis, dan efektif dalam proses kegiatan belajar.
Kami mengharap makalah ini bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga mampu meningkatkan kecerdasan bagi siswa.
Karena itu, demi perbaikan MAKALAH ini, segala saran, kritik, tegur dan masukan yang membangun akan senantiasa kami terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya, khususnya bagi siswa dan guru pengajarnya.


Penyusun

Indrawijaya






DAFTAR ISI


COVER
HALAMAN JUDUL.............................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I.PENDAHULUAN

            a.latar belakang..........................................................................1
            b.rumusan masalah....................................................................2
            c.maksud dan tujuan..................................................................2
            d.metode ...................................................................................2

BAB II.PEMBAHASAN

            A.Mengenal Mineral.................................................................7
                        -pengertian mineral.........................................................7
                        -pembentukan mineral.....................................................8

            B Sifat-Sifat Fisik Mineral........................................................9

            C.Mineral Carbonates..............................................................18

D.Mineral Nitrates...............................................................24

E.Mineral Borates...............................................................24


BAB III.PENUTUP
           
            a.kesimpulan.............................................................................29
            b.saran......................................................................................29








BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa Bagian luar bumi ini  tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan ini tersusun atas berbagai jenis batuan dimana  inti pembentukan batuan sebenarnya ialah akumulasi berbagai jenis dan beragam MINERALhingga membentuk batuan di muka bumi ini
Pengetahuan tentang “MINERAL” merupakan syarat mutlak untuk mempelajari bagian yang  padat dari bumi ini.dimana bagian luar yang padat di muka bumi ini disebut litosfer,yang berarti selaput yang terdiri dari batuan.tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang.beberapa daripadanya merupakan benda padat  dengan ikatan unsur yang sederhana.setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari  segala sesuatunya tentang mineral disebut mineralogi.didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang kristal yang merupakan unsur  utama dalam susunan mineral.pengetahuan  dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu  sebelum mempelajari dasar-dasar geologi.
Jadi sekali lagi melalui makalah ini penulis tergerak untuk memberikan referensi tambahan mengenai sifat-sifat fisik mineral dan mineral golongan Carbonates,Nitrates dan Borates yang  dimulai dari mengenal sifat fisik mineral secara umum dan membahas secara lebih rinci terkait dengan mineral golongan Carbonates,Nitrates, dan Borates.
Makalah ini disusun dengan metode pengumpulan data dari berbagai sumber atau media lalu kemudian dirangkum menajdi satu dengan bahasa dan pembahasan yang mudah dimengerti.
B.RUMUSAN MASALAH

Judul makalah yang diangkat pada makalah ini adalah mengenal sifat-sifat fisik mineral dan mineral oxides dan hydroxides ,adapun masalah –masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
ü  Sebutkan sifat-sifat fisik mineral ?
ü  Sebutkan contoh dan determinasi mineral golongan Carbonates
ü  Sebutkan contoh dan determinasi mineral golongan Nitrates
ü  Sebutkan contoh dan determinasi mineral golongan Borates

C.MAKSUD DAN TUJUAN  PENULISAN MAKALAH

ü  untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai mineral secara umum

ü  untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait mineral golongan Carbonates,Nitrates dan Borates secara khusus

ü  sebagai wujud sumbangsi dalam bentuk media informasi yang dirangkum dalam bentuk materi ringkasan.

ü  sebagai bentuk kewajiban yang harus dipenuhi   dalam rangka menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepada penulis.

D.METODE PENELITIAN

Metode yang disetujui dengan teknik Studi Kepustakaan dan Literatur. Yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis, baik berupa buku, diktat, dan media lainnya yang tentu ada kaitannya dengan masalah-masalah yang dibahas di dalam karya tulis ini.


BAB II PEMBAHASAN

A.MINERAL SECARA UMUM
1.Pengertuian Mineral
Pengertian mineral
            Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
            Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
            Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
            Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral

2.Proses Pembentukan Mineral
Secara umum pembentukan mineral dibagi atas sembilan poin berikut ini:
Ø  proses magmatis yaitu proses yang terjadi jika magma mengalami pendinginan dari titik jenuh pada larutan yang telah terlewati.
Ø  proses hidrotermal yaitu proses yang berlangsung apabila panas dari aktifitas pembentukan akan menyebabkan terjadinya proses penguapan dari batuan/bahan yang lambat terendapkan.
Ø  proses residual yaitu terjadi sebagai akibat dari suatu proses lapukan pada batuan yang dipengaruhi oleh transfortasi.
Ø  pross metasomatisme yaitu proses yang berhubungan dengan sutu proses lapukan/magmatis, yaitu konsentrasi mineral akibat kontak gas panas yang ditimbulakan oleh aktifitas pendinginan magma batuan samping.
Ø  proses sedimentasi yaitu dimana mineral-mineral yang terbentuk mempunyai endapan skunder berupa batu alluvial yang dihasilkan dari proses residual yang mengalami proses pelapukan pengendapan dalam bentuk endapan sekunder.
Ø  proses konsentrasi mekanik yaitu proses yang menghasilkan deposit/placer deposit yang mengalami proses sedimentasi dan gravitasi.
Ø  proses evaporasi yaitu proses pembentukan mineral pada daerah yangberiklim kering dan panas akibat dari prose penguapan.
Ø  proses oksidasi yaitu proses yang hampir sama dengan proses residual tetapi mineral yang terbentuk tidak merupakan residual atau tidak material yang mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari transportasi kemudian bercampur dengan material lai kemudian mengalamiproses oksidasi.
Ø  proses metamorfisme yaitu proses dimana mineral sudah terbentuk akan tetapi mengalami ubahan dari mineral sebelumnya.

B.SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL

     Sifat Fisik Mineral

Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan.

1. Bentuk Kristal
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
Ø  jumlah sumbu kristal,
Ø  letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
Ø  parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.

Adapun ke enam sistem kristal tersebut adalah:
Ø  Sistem isometrik;
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.
Ø  Sistem tetragonal;
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).

Ø  Sistem rombis;
Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu Kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu Kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
Ø  Sistem heksagonal;
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Ø  Sistem trigonal;
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Ø  Sistem monoklin;
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.

2.  Warna

Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dap at dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit; dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

3.  Kilap
Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
Ø Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
Ø  Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
Ø Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gypsum.

Ø  Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
Ø  Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
Ø  Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
Ø  Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.





4. Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (1773 – 1839), yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi
 (1) talk,
 (2) gipsum,
 (3) kalsit,
 (4) fluorit,
 (5) apatit,
 (6) feldspar,
 (7) kuarsa,
 (8) topaz,
 (9) korundum,
(10) intan.

Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kuku tangan, pisau baja dan lain-lain, seperti terlihat pada tabel berikut :







Tabel 1. Alat Penguji Kekerasan
Alat penguji
Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia
Kawat tembaga
Pecahan kaca
Pisau baja
Kikir baja
2,5
3
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 - 7


5  Gores
Adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Gores / Cerat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna gores tetap.
6  Belahan
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :

  Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidangbelahan agak sukar
  Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain
  Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudah
  Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar
  Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan.

7  Pecahan
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:

v   pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan;
v  pecahan berserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
v  pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
v   pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
v   pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;

Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.


Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :

1. Suhu Kohesi
            Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau kohesi ini disebut suhu kohesi.

2. Reaksi Terhadap Cahaya
            Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang dating atau dikenai padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral-minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna.

3. Perawakan Kristal
            Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.

4. Sifat Kelistrikan
            Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak dapat menghantarkan listrik (isolator).





5. Sifat Radioaktivitas
            Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral unsure-unsur yang dapat bersifat radioaktiv seperti Uranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V) dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time).

6. Gejala Emisi Cahaya
            Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses-proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral, dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya seperti Phospor, Radium dan Flouride.

7. Bau dan Rasa
            Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:
Ø  Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S).
Ø  Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter
Ø  Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).

Ø  Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).
Ø  Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda.
Ø  Rasa Witter atau rasa pahit.

            Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (misalnya kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.

B.MINERAL-MINERAL GOLONGAN CARBONATES
            Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
            Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
            Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah :
·         dolomite (CaMg(CO3)2
·         calcite (CaCO3)
·         magnesite (MgCO3).


DETERMINASI MINERAL OXIDES
1. AZURITE
Cassiterite merupakan mineral golongan carbonates  dimana mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur Cu (tembaga) dengan molekul hidroksida dan  dengan molekul carbonat. Susunan atom –atom pada mineral ini kemudian tersusun teratur sedemikian rupa hingga terbentuk sistem kristal monoklin. Mineral ini umumnya terdapat di dalam oksidasi dan sepanjang urat-urat bijih tembaga dengan malahit.


Formula:
Cu

3
(CO

3
)

2
(OH)

2
System:
Monoclinic
Colour:
Azure blue, blue, light ...
Lustre:
Vitreous
Hardness:
3½ - 4

Physical Properties of Azurite

Vitreous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent, Translucent
Colour:
Azure blue, blue, light blue, or dark blue; light blue in transmitted light
Streak:
Light blue
Hardness (Mohs):
3½ - 4
Hardness Data:
Measured
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Perfect
Perfect on {011}; on {100} fair; on {110} in traces.
Parting:
None
Fracture:
Conchoidal
Density (measured):
3.77 g/cm3
Density (calculated):
3.834 g/cm3

2. CALCITE
Mineral ini merupakan mineral golongan caronates yang merupakan hasil persenyawaan unsur kalsium dengan molekul karbonat.atom-atom dalam mineral ini tersusun teratur hingga membentuk sistem kristal hexagonal. Pada umumnya mineral ini terdapatnya sebagian besar terbentuk di laut sebagai nodul dalam batuan sedimen.urat-urat hidrotermal sebagai mineral gang  di dalam batuan beku.

Formula:
CaCO

3
System:
Trigonal
Colour:
White, Yellow, Red, ...
Lustre:
Vitreous, Pearly
Hardness:
3
Member of:

Physical Properties of Calcite

Vitreous, Pearly
Diaphaneity (Transparency):
Transparent, Translucent
Comment:
Pearly on cleavage and {0001}. Can be dull or earthy in chalk variety.
Colour:
White, Yellow, Red, Orange, Blue, Green, Brown, Grey etc.
Streak:
White
Hardness (Mohs):
3
Hardness Data:
Mohs hardness reference species
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Perfect
Perfect on {1011}.
Parting:
Readily along twin lamellae {0112} and {0001}.
Fracture:
Conchoidal
Density (measured):
2.7102(2) g/cm3
Density (calculated):
2.711 g/cm3

Crystallography of Calcite

Crystal System:
Trigonal

3. ARAGONITE
Aragonire merupakan mineral golongan carbo nates yang merupakan bentuk persenyawaan dari  unsur kalsium  dengan molekul carbonates.unsur penyusun mineral ini memang mirip dengan mineral calcite.unsur-unsur pembentuk mineral ini kemudian tersusun secara teratur  hingga membentuk sistem kristal pseudo hexagonal atau hexagonal semu. Mineral ini banyak terdapat  pada temperatur  rendah dari uap air panas atau rongga,terjadi dengan kalsit dan sulfur.

Formula:
CaCO

3
System:
Orthorhombic
Colour:
Colorless to white or ...
Lustre:
Vitreous, Resinous
Hardness:
3½ - 4
Member of:

Physical Properties of Aragonite

Vitreous, Resinous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent, Translucent
Colour:
Colorless to white or grey, often stained various hues by impurities, such as blue, green, red or violet; colourless in transmitted light.
Streak:
Uncolored/white.
Hardness (Mohs):
3½ - 4
Hardness Data:
Measured
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Distinct/Good
On {010} distinct; On {110} and {011} very indistinct.
Fracture:
Sub-Conchoidal
Density (measured):
2.947 g/cm3
Density (calculated):
2.944 g/cm3

Crystallography of Aragonite

Crystal System:
Orthorhombic
4. DOLOMITE
 Hematite merupakan mineral golongan carbonates yang terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur calsium dengan unsur magnesium dan molekul poliatomik karbonat.bentuk kristalnya sendiri menyerupai kalsit yaitu hexagonal.mineral ini sendiri  ganesanya terbentuk sebagai lapisan batu gamping magnesium,sebagai mineral gang di dalam urat-urat hydrotermal.

Formula:
CaMg(CO

3
)

2
System:
Trigonal
Colour:
Colourless, white, grey, ...
Lustre:
Vitreous, Pearly
Hardness:
3½ - 4
Member of:

Physical Properties of Dolomite

Vitreous, Pearly
Diaphaneity (Transparency):
Transparent, Translucent
Colour:
Colourless, white, grey, reddish-white, brownish-white, or pink; colourless in transmitted light
Streak:
White
Hardness (Mohs):
3½ - 4
Hardness Data:
Measured
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Perfect
On {1011}.
Parting:
Noted in lamellar twins on {0221}. Twin gliding on {0221};
Fracture:
Sub-Conchoidal
Translation gliding:
translation gliding with T{0001}, t[1010].
Density (measured):
2.84 - 2.86 g/cm3
Density (calculated):
2.876 g/cm3

Crystallography of Dolomite

Crystal System:
Trigonal
B.MINERAL-MINERAL GOLONGAN NITRATES

Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam atau semilogam bersenyawa dengan Nitrate radical (NO2)-1. Contoh mineralnya Nitratine (NaNO3).
Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai endapan yang berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan Gypsum, Nitratine seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah.
Sifat golongan Nitrates/Nitratine : mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala api dapat dengan mudah melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral, umumnya kebanyakan berbentuk massive atau granular

Mineralogi) Setiap dari beberapa mineral langka umumnya ditandai oleh fundamental struktur ion NO 3 -; contoh soda sendawa, sendawa, dan nitrocalcite. Mineral ini hanya sedikit jumlah dan dengan pengecualian soda sendawa adalah kejadian langka. Anhidrat normal dan cairan nitrat terjadi sebagai mineral soda sendawa, NaNO 3; sendawa, KNO3: amonia sendawa, NH 4 NO 3; nitrobarite, Ba (NO 3) 2; nitrocalcite, Ca (NO 3) 2 · 4H 2 O; dan nitromagnesite, Mg (NO 3) 2 · 6H 2 O. Selain itu ada tiga dikenal alami nitrat yang mengandung hidroksil atau halogen, atau senyawa nitratMereka gerhardtite, Cu 2 (NO 3) (OH) 3; buttgenbachite, Cu 19 (NO 3) 2 Cl 4 (OH) 32 &mdot; 3H 2 O; dan darapskite, Na 3 (NO 3) (SO 4) · H 2 O
Nitrat alami adalah untuk bagian yang paling mudah larut dalam air. Untuk alasan ini mereka terjadi paling berlimpah di gersang daerah, terutama di Amerika Selatan di sepanjang pantai Chili.




1. NITRATINE
Nitratine merupakan mineral golongan nitrates .minerral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur sodium atau yang biasa kita kenal dengan sebutan natrium  dengan molekul poliatomik  nitrat (No3) .unsur unsur di dalam mineral ini dikaitkan dengan suatu ikatan kimia dimana ikatan kimia ini menyebabkan terjadinya susunan yang teratur antar unsur-unsur di dalam mineral nitratine hingga membentuk sistem kristal trigonal.

Formula:
NaNO

3
System:
Trigonal
Colour:
Colourless, white, ...
Hardness:
1½ - 2
Name:
In allusion to the composition, being a NITRATe.
Isostructural with:

Physical Properties of Nitratine

Vitreous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Colour:
Colourless, white, lightly tinted by impurities (red-brown, grey, yellowish); colourless in transmitted light
Hardness (Mohs):
1½ - 2
Tenacity:
Sectile
Cleavage:
Perfect
On {1011} perfect; on {0112} and {0001} reported as imperfect.
Parting:
Twin gliding noted with K1 {0112}, K2 {0111}.
Fracture:
Conchoidal

Crystallography of Nitratine

Crystal System:
Trigonal


2. NITROBARITE
Mineral Nitrobarite merupakan mineral golongan Nitrates  yang terbentuk sebgai hasil persenyawaan antara unsur barium (Ba) dengan molekul nitrates.yang dikenal kemudian dengan  nama kimia sesuai IUPAC yaitu Barium Nitrat. Unsur-unsur pembentuk nya ini kemudian saling berikatan dan tersusun teratur membentuk sistem kristalk isometrik.umumnya mineral ini  warnanya felsic, namun kristal alaminya berbentuk octahedral.


Formula:
Ba(NO

3
)

2
System:
Isometric
Colour:
Colourless; colourless ...
Hardness:
3
Name:
In allusion to the composition, being a NITRate containing BARIum.

Physical Properties of Nitrobarite

Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Colour:
Colourless; colourless in transmitted light
Hardness (Mohs):
3
Cleavage:
None Observed
Density (measured):
3.245 - 3.255 g/cm3
Density (calculated):
3.24 g/cm3

Crystallography of Nitrobarite

Crystal System:
Isometric
3. NITROCALCITE
Merupakan mineral yang tergolong dalam kelompok mineral golongan Nitrates . mineral ini terbentuk sebgai hasil persenyawaan antara unsurr kalsium dengan molekul poliatomik nitrates dan mengikat 4 molekul H2O . unsu-unsurnya tersusun sedemikian rupa hingga membentuk sistem kristal monoklin.warna dari mineral ini cukup berfariasi dari felsic sampai agak mafic.

Formula:
Ca(NO

3
)

2
· 4H

2
O
System:
Monoclinic
Colour:
White, grey; colourless ...
Hardness:
1 - 2

Type Occurrence of Nitrocalcite

Occurrences of Nitrocalcite

Geological Setting:
Efflorescences in limestone caves or upon calcareous rocks and soils.

Physical Properties of Nitrocalcite

Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Colour:
White, grey; colourless in transmitted light
Hardness (Mohs):
1 - 2
Density (measured):
1.9 g/cm3

Crystallography of Nitrocalcite

Crystal System:
Monoclinic

4. NITROMAGNESITE
Mineral ini merupakan mineral golongan Nitrates dimana mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur Magnesium (Mg) dengan molekul Nitrates dan mengikat 6 molekul H2O.mineral ini nampak dengan perawakan warna yang cerah .mineral ini pun memiliki kenampakan bentuk kristal yang monocline. Dengan type biaxial. Mineral ini sangat dekat hubungan relasinya dengan mineral nitrocalcite.

Formula:
Mg(NO

3
)

2
· 6H

2
O
System:
Monoclinic
Colour:
Colourless to white
Name:
In allusion to the composition, being a NITRate of MAGNESIum.

Physical Properties of Nitromagnesite

Lustre:
Vitreous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Colour:
Colourless to white
Cleavage:
Perfect
On {110}.
Density (measured):
1.46 g/cm3

Crystallography of Nitromagnesite

Crystal System:
Monoclinic
Class (H-M):
2/m - Prismatic


D.MINERAL-MINERAL GOLONGAN BORATES
Adalah persenyawaan kimia antara unsur logam bersenyawa dengan Borate radical (BO3)-3.
Terjadi/terdapat pada endapan-endapan evaporite dan lapisan-lapisan mineral.
Contoh mineralnya antara lain:

Ø  Borax (Na2B4O5(OH)4.8H2O),
Ø  Colemanite (Ca2B6O11.5H2O),
Ø  Kernite (Na2B4O6(OH)2.3H2O).

Unsur boron tidak ada dengan sendirinya di alam., boron menggabungkan dengan oksigen dan elemen lainnya untuk membentuk borat asam, atau garam anorganik disebut borates. Meskipun jutaan ton borates industri ditambang, diproses dan didistribusikan di seluruh dunia setiap tahun, jumlah yang jauh lebih besar boron ditransfer di planet dengan cara alami kekuatan. Hujan, aktivitas gunung berapi, kondensasi dan lain kegiatan atmosfer mendistribusikan setidaknya dua kali lipat
Borat mineral yang lebih kompleks dalam struktur dari khas karbonat, tetapi karena kelangkaan dan distribusi terbatas boron dalam kerak bumi hanya ada beberapa borates yang dapat dianggap umum. Karena BO boron dalam 3 kelompok ion positif tiga (3) biaya, hanya memerlukan setengah dari kekuatan ikatan negatif dari masing-masing dua (-2) oksigen. Hal ini memungkinkan untuk oxygens ikatan dengan merata dan dengan demikian borons link boron kelompok bersama-sama ke dalam kelompok-kelompok senyawa, rantai, seprai dan bahkan struktur kerangka BO4 menggunakan tetrahedrons terkait dengan BO 3 kelompok. Hal ini membuat mirip dengan borates banyak variasi struktural ditemukan di Kelas Silikat mineral. Struktural ini menjelaskan variasi ukuran besar subkelas ini dalam hal jumlah spesies.



1.ULEXITE
Mineral ini merupakan mineral golongan Borates dimana mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan,antara,unsur natrium,boron,natrium,oksigen, molekul hidroxida dan mengikat 5 molekul H20.pada umumnya mineral ini nampak sebagai mineral yang memiliki warna yang terang. Dengan bentuknya yang membalok (blocky)
Formula:
NaCa[B

5
O

6
(OH)

6
] · 5H

2
O
System:
Triclinic
Colour:
Colourless, white, grey ...
Lustre:
Vitreous, Silky
Hardness:
Name:
Named after George Ludwig Ulex (1811-1883), German chemist, who first correctly analyzed the species.


Physical Properties of Ulexite

Vitreous, Silky
Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Colour:
Colourless, white, grey with included clays.
Hardness (Mohs):
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Perfect
Perfect on {010}; on {110} good; on {110} poor.
Fracture:
Irregular/Uneven
Comment:
Fracture uneven across fibers.
Density (measured):
1.955 g/cm3
Density (calculated):
1.955 g/cm3

Crystallography of Ulexite

Crystal System:
Triclinic
2.KERNITE
Mineral ini merupakan mineral golongan Borates dimana mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan,antara,unsur natrium,boron,natrium,oksigen, molekul hidroxida dan mengikat 3 molekul H20..sama halnya dengan mineral ulexite, mineral kernite juga  nampak dengan corak warna yang terang,  dari waqrna putih hingga bening. Unsur-unsur pembentuk dari mineral ini tersusun sedemikian rupa hingga membentuk sistem kristal monoklin.

Formula:
Na

2
[B

4
O

6
(OH)

2
] · 3H

2
O
System:
Monoclinic
Colour:
Colourless to white.
Hardness:

Physical Properties of Kernite

Vitreous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent
Comment:
Satinly on fibrous cleavages
Colour:
Colourless to white.
Streak:
White
Hardness (Mohs):
Tenacity:
Flexible
Cleavage:
Perfect
On {100} perfect; {001} less perfect; on {201} fair. NOTE: The cleavable masses exhibit a simulated fibrous structure due to development of excellent cleavages. Cleavage fragments usually bent or warped around [001].
Fracture:
Splintery

Crystallography of Kernite

Crystal System:
Monoclinic

3.BORAX
Borax merupakan mineral golongan borates .mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur ,natrium ,borax,oksigen ,molekul hidroxida dan mengikat 8 molekul H2O. Susunan unsur di dalam mineral ini kemudian membentuk sistem kristal monockline. Mineral ini juga sangat erat hubungan nya dengan mineral-hineral lainnya dari golongan borates, bagi dari segi sifat kimia dan fisika.
Formula:
Na

2
(B

4
O

5
)(OH)

4
· 8H

2
O
System:
Monoclinic
Colour:
Colourless, grey, white, ...
Hardness:
2 - 2½

Physical Properties of Borax

Vitreous, Resinous, Earthy
Diaphaneity (Transparency):
Translucent, Opaque
Colour:
Colourless, grey, white, yellowish, seldom bluish or greenish; colourless in transmitted light.
Streak:
White
Hardness (Mohs):
2 - 2½
Tenacity:
Brittle
Cleavage:
Perfect
On {100} perfect; on {110} less perfect; on {010} in traces.
Fracture:
Conchoidal
Density (measured):
1.715(2) g/cm3
Density (calculated):
1.7 g/cm3
Comment:
Measured density of the pure chemical compound

Crystallography of Borax

Crystal System:
Monoclinic
4.COLEMANITE
Colemanite merupakan mineral golongan borates .mineral ini terbentuk sebagai hasil persenyawaan antara unsur ,natrium ,boron,oksigen ,molekul hidroxida dan mengikat 1 molekul H2O. Susunan unsur di dalam mineral ini kemudian membentuk sistem kristal monockline.  Sama seperti minberal mineral yang masuk ke dalam golongan birates yang lainnya, kjarakteristik kimia dan karakteristik fisikanya semuanya hampir sama. Saja.

Formula:
Ca[B

3
O

4
(OH)

3
] · H

2
O
System:
Monoclinic
Colour:
Colourless, white, ...
Hardness:

Physical Properties of Colemanite

Adamantine, Vitreous
Diaphaneity (Transparency):
Transparent, Translucent
Colour:
Colourless, white, yellowish, grey; colourless in transitted light
Hardness (Mohs):
Cleavage:
Perfect
On {010} perfect; on {001} distinct.
Fracture:
Irregular/Uneven, Sub-Conchoidal

Crystallography of Colemanite

Crystal System:
Monoclinic
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN
ü  mineral adalah bahan padat anorganik  yang terdapat dan terbentuk secara alamiah di alam,yang terdiri dari unsur-unsur  kimiawi dalam perbandingan tertentu,dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti  suatu pola yang sistematis.
ü  Jadi secara umum  sifat-sifat fisik mineral dapat dijabarkan dalam  beberapa point berikut ini:
o   Bentuk kristal
o   Berat jenis
o   Bidang belah
o   Warna
o   Kekerasan
o   Cerat
o   Kilap
ü  Contoh-contoh dari mineral golongan carbonates yaitu; kalsit,dolomit,aragonit,azurit
ü  Contoh-contoh dari mineral golongan Nitrates adalah Nitratine,Nitrobarite,Nitrocalcite,Nitromagnesite
ü  Contoh-contoh dari mineral golongan Borates adalah Nitratine,kernite,Borax,Ulexite,Colemanit
A.SARAN
ü  kalau bisa koleksi buku pelajaran untuk mata kuliah geologi di perpustakaan fakultas teknik Universitas Mulawarman, ditambah stock nya.
ü  untuk teman-teman yang sedang berkecimpung di dunia tambang ,tingkatkan semangat belajar anda untuk belajar geologi,karena sebenarnya ilmu geologi adalah ilmu yang paling sangat berkaitan dengan ilmu pertambangan .dan sangat penting untuk kita pelajari dan tekuni
DAFTAR PUSTAKA